BERITA TERKINI

Selasa, 10 April 2012

Sejarah Pariwisata Di Indonesia




1. Masa Penjajahan Belanda






·                     Kegiatan kepariwisataan masa itu dimulai sejak tahun 1910 – 1920, sesudah keluarnya keputusan Gubernur Jendral atas pembentukan Vereeneging Toesristen Verker (VTV) yang merupakan suatu badan atau official tourist bureau pada masa itu. Kedudukan VTV selain sebagai tourist goverm,ent office juga bertindak sebagai tour operator atau travel agent.·                     Meningkatnya perdanganan antara Benua eropa dan negara – negara di Asia dan Indonesia pada khususnya, mengakibatkan ramainya lalulintas orang – orang yang bepergian ke daerah ini dengan motif yang berbeda – beda sesuai dengan keperluan masing – masing. Untuk dapat memberikan pelayanan kepada mereka yang melakukan perjalananmaka berdirilah suatu Travel Agent di Batavia pada tahun 1926 yaitu Linssonne Lindeman (LISLIND) yang berpusat di Negeri Belanda dan sekarang dikenal dengan nama NITOUR (Netherlanshe Indische Touristen Bureau). Pada masa penjajahan Berlanda dapat dikatakan bahwa kegiatan kepariwisataan hanya terbatas pada kalangan orang – orang kulit putih saja, sehingga perusahaan – perusahaan yang bergerak dalam bidang kepariwisataan adalah juga monopoli Nitour, KLM, dan KPM masa itu.
Keadaan AkomodasiWalaupun kunjungan wisatawan pada masa itu masih sangat terbatas, anamun di beberapa kota dan tempat di Indonesia telah didirikan hotel untuk menjamin akomodasi bagi mereka yang berkunjung ke daerah Hindia Belanda.Pertumbuhan usaha akomodasi baru dikenal pada abad ke 19, itupun terbatas pada kota – kota besardekat pelabuhan. Fungsi hotel yang utama hanya melayani tamu – tamu atau penumpang yang kapal yang baru datang dari Belanda ataupun negara eropa lainnya yang kemudian dibawa dengan menggunkan kereta – kereta yang ditarik dengan beberapa kuda karena belum ada kendaraan bermotor atau mobil.Menginjak abad ke 20 barulah hotel – hotel mulai berkembang ke kota daerah pedalaman seperti losmen atau penginapan .Semenjek itulah fungsi hotel mulai dirasakan oleh masyarakat banyak dan orang – orang menempatkan dirinya sesuai dengan kemampuan dan derajatnyamasing – masing.Kemudian dari hal itu kita mengenal istilah penginapan besar (hotel) dan penginapan kecil (losmen).Berikut ini dapat dilihat jumlah hotel dan kamar yang tersedia di beberapa kota penting di Indonesia tahun 1933 :Tabel 1.1.Jumlah Hotel dan Kamar Pada Beberpa Kota penting di Indonesia
KOTA
HOTEL
KAMAR
JENIS KAMAR
Medan
10
353
Double/Single
Jakarta
37
1.601
Double/Single
Bandung
26
999
Double/Single
Surabaya
39
1.123
Double/Single
Denpasar
2
63
Double/Single
Jumlah
114
4.139
Double/single
Sumber : Himpunan Perintis Kepariwisataan IndonesiaKEADAAN TRANSPORTSatu – satunya airlines yang menghubungkan Indonesia dengan Belanda waktu itu adalah KLM yang mempunyai kedudukan monopoli untuk operasi membawa penumpang antara kedua daerah ini.Seperti halnya dengan KLM, dalam tahun 1927 angkutan laut juga dimonopoli oleh KPM. Sedangkan angkutan penumpang dengan menggunkan kereta api baru efektif di Pulau Jawa pada tanggal 1 Oktober 1927. Pada waktu itu para penumpang yang hendak bepergian ke Pulau Jawa harus melakukan reservasi tempat duduk tiga jam sebelum kereta api berangkat.Pada tahun 1927 kegiatan tour sudah mulai dikembangkan terutama di Pulau Jawa dan Sumatra yang diorganisir oleh LISLIND (Lissonne Lindeman) seperti misalnya :·                     Fourteen days in Java motor and train combination tour operated by LSLI·                     Fourteen days in Sumatra.
KEBUDAYAAN·                     Dalam tahun 1927 ternyata sudah datang ke daerah ini orang – orang penting yang kenamaan untuk mempelajari kebudayaan Indonesia, terutama tentang kesenian Jawa dan Bali, antara lain :
·                     Mr. Leopold Chaikoswky, Conductor of syimphony orchestra Philadelpia is expected to arrive at Java shortly for the purpose of making a study of Javanesse music.
·                     Dr. Rabindranath Tagore is expected to visit Java early in August, wit the object of studying the influence of Hinduism on javanese religious concepts.
PROMOSI·                     Tahun 1913
·                     Dalam tahun ini Vereneging Teoristen Verker (VTV) menerbitkan sebuah Guide Book yang bagus sekali mengenai daerah – daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lombok, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, banten, dan Tanah Toraja di Sulawesi.
·                     Tahun 1923
·                     Pada tahun ini beredar surat kabar mingguan yang merupakan Java Touriost Guide yang isinya antara lain mengenai Express Train Service, News from abroad in Brief, who-where-when to hotels, postal news, dan sebagainya.
·                     Tahun 1926
·                     Pada tahun ini sudah banyak promotion materials yang telah dipersiapkan oleh badan – badan atau perusahaan yang bergerak dalam bidang kepariwisataan. Di luar negeri, yakni di Belanda pernah diterbitkan sebuah majalah “Tourism” yang banyak mempromosikan Indonesia antara lain :
- come to Jaca, yang merupaan complete guide to Java- Bandung, the mountain city to Netherland India- Bandoeng- Batavia, queen city of east- The wayang wong or wayang orang- Dan sebagainyaDalam tahun 1926, berdasarkan catatan yang ada, diketahui bahwa jumlah wisatawan yang mendatangi kantor VTV Batavia untuk meminta informasi mengenai tour adalah sebagi berikut :Tabel 1.2Statistik kunjungan wisatan tahun 1926
NO
BULAN
JUMLAH WISATAWAN (orang)
1
Juni
391
2
Juli
466
3
Agustus
1.259
4
September
2.070
5
Oktober
1.820
6
November
1.271
7
Desember
870
Sumber : Himpunan Perintis Kepariwisataan Indonesia2. Masa Pendudukan Jepang
Berkobarnya perang dunia II yang disusul dengan pendudukan tentara Jepang di Indonesia, menyebabkan kedaan kepariwisataan menjadi terlantar.Dapat dikatakan bahwa orang – orang tidak ada gairah atau kesempatan untuk mengadakan perjalanan.Objek – obje wisata tinggal terbengkalai, jalan – jalan rusak karena ada penghancuran jembatan – jembatan untuk menghalangi musuh masuk.Perhotelan sangat menyedihkan karena banyak hotel yang diambiloleh pemerintah Jepang untuk dijadikan rumah sakit, dan asrama sebgai empat tinggal perwira – perwira Jepang.Setelah jatuhnya bom di Hiroshima dan Nagasaki, inflasi terjadi di mana – mana yang mengakiatkan keadaan ekonomi rakyat tambah parah.3. Setelah Indonesia MerdekaPada tahun 1946, sebagai akibat perjuangan bangsa Indonesia untuk membebaskan Tanah Air Indonesia dari cengkraman penjajahan Belanda, maka pemerintah menghidupkan kembali industri – industri yan mendukung perekonomian.Demikian juga di bidang pariwisata, perhotelan mendapat perhatian dari pemerintah, sehingga dikeluarkanlah Surat Keputusan Wakil Presiden RI waktu itu (DR. Moch.Hatta) tentang pendirian suatu badan yang bertugas unytuk melanjutkan perusahaan hotel bekas milik Belanda.Badan ii bernama HONET (hotel national & Tourism).Semua hotel yang berada di bawah manajemen HONET diganti namanya menjadi Hotel MERDEKA.Dengan adanya perjanjian KMB (konfrensi Meja Bundar) dalam tahun 1949 maka menurut perjanjian itu semua harta kekayaan harus diembalikan kepada pemiliknya.Karena itu HONET dibubarkan dan dibentuklah satu – satunya badan hukum milik Indonesia sendiri yang bergerak dalam bidang pariwisata yaitu NV HONET. Pad tahun 1953 dibentuklan oranisasi yang bernama Serikat Gabungan Hotel dan Tourisme Indonesia (SERGAHTI) yang beranggotakan hampir seluruh hotel di Indonesia namun keberadan badan ini tidak berlangsung lama karena tidak terlihat kemungkinan penerobosan dari peraturan pengendalian harga. Pada thun 1955 oleh Bank Industri Negara didirikan suatu Perseroan Terbatas dengan nama PT. NATOUR Ltd.( National Hotel & Tourism Corp.). Natour ini memiliki anggota antara lain : Hotel Transaera (Jakarta), Hotel Bali dan Sindhu Beach, Kuta Beach, dan Jayapura Hotel.4. Babak Baru Dalam Kepariwisataan NasionalBanyak usaha kegiatan kepariwisataan yang telah dirintis pleh Lembaga Pariwisata Nasional, walaupun lembaga ini sendiri banyak mengalami kesukaran sebgai akibat penyesuaian dengan struktur organisasi kepariwisataan yang coba – coba dalam penerapannya.Di sini kita dapat melihat kegairahan untuk berusaha dalam industri pariwisata yang ditandai dengan dibangunnya hotel – hotel baru atau memperbaiki yang telah bobrok di masa lalu. Lines penerbangan domestik mulai beroperasi mulai meningkatkan mutu pelayanan , pengusaha Travel Agent mulai membuka operasi tournya di dalam maupun di luar negeri, yang diikuti dengan bertambah banyaknya wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia.
Kunjungan Wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia dari tahun ke tahun cenderung, terus meningkat.Kalau kita perhatikan sejak pelita I tahun 1969 jumlah wisatawan relatif masih rendah yaitu 86.100 saja.Di akhir tahun 1973, jumlah wisatawan meningkat menjadi 270.300 orang.Jadi dalam pelita I sudah terjadi peningkatan sebesar 214 %. Pada akhir pelita II tahun 1978 jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia sebanyak 468.600 orang, dan akhir pelita III tahun 1983 meningkat lagi menjadi 638.000 orang. Hal yang sama terjadi pada pelita IV tahun 1989 wisman yang berkunjung tercatat 11.626.000 orang. Peningkatan yang sangat mencolok terjadi antara tahun 1984 – 1988 dengan pertumbuhan rata – rata 15 % tiap tahunnya, kemudian pertumbuhan yang lebih besar terjadi pada periode 1989 – 1991 dengan kedatangan wisman rata – rata sebesar 36,2 % tiap tahunnya. Kunjungan wisatawan ke Indonesia tahun 1992 ternyata melebihi target 3 juta orang dengan demikian kunjungan wisman ke Indonesia meningkat 16,7 %.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar